A. Lokasi dan media untuk budidaya
ikan lele
- Ketinggian
lokasi untuk budidaya ikan lele didaerah
dataran rendah hingga dataran tinggi (sekitar 700 m dpl). Sedangkan
suhu ideal untuk kehidupan ikan lele antara
25-28°C.
- Untuk
pertumbuhan larva antara 26-30°C.
- Pada
masa pemijahan antara 24-28°C, dan untuk tingkat keasaman (pH) air kolam
berkisar 6,5-9.
- Adapun
tingkat kesadahan (derajat butiran kasac) maksimal 100 ppm dan optimal 50
ppm.
- Kekeruhan
air (turbidity) yang akan disebabkan oleh lumpur antara 30-60 cm, untuk
mengukurnya bisa mnggunakan alat yang disebut sicchi disk.
- Kemudian
kadar oksigen (O2) untuk ikan lele dewasa 0,3 ppm sampai jenuh untuk
burayak/anak lele. Kandungan CO2 harus kurang dari 12,8 mg/liter pada suhu
perairan 25°C dan ammonium terikat 147,29-157,56 mg/l.
Walaupun ikan lele termasuk
ikan yang dapat beradaptasi dilingkungan kondisi air minim, kualitas jelek,
keruh, kotor serta sedikit oksigen, namun untuk menjaga kualitas ikan
lele dan hasil budidaya yang maksimal sebaiknya air
kolam untuk pemeliharaan sebaiknya tidak tercemari oleh limbah yang berbahaya.
B. Pembibitan ikan lele
Dalam menjalankan budidaya,
tahap pembibitan sangat penting dan harus dipersiapkan dengan baik.
1. Penyiapan induk lele
Ciri-ciri induk jantan dan induk
betina
Lele jantan ciri-cirinya:
- Ukuran
kepala lebih kecil
- Warna
kulit dada atau dasar badan lebih gelap dibanding induk betina
- Urogenital
papilla (kelamin) agak menonjol (meruncing) memenjang ke arah belakang.
Terletak dibelakang anus dan berwarna kemerahan
- Gerakannya
lincah
- Tulang
kepala pendek dan agak gepeng/pipih(depress)
- Perut
lebih langsing
- Jika
bagian perut di-stripping secara manual dari perut ke arah ekor, akan
keluar cairan putih kental (spermatozoa;mani)
- Kulit
lebih halus dibandingkan induk lele betina.
Lele betina cirri-cirinya:
- Ukuran
kepala lebih besar
- Warna
kulit dada atau dasar badan agak terang
- Urogenital
papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan,
lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus
- Gerakannya
lamban
- Tulang
kepala pendek dan agak cembung
- Perut
gembung dan lunak
- Jika
bagian perut di-stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor,
akan keluar cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)
- Kulitnya
lebih kasar dibandingkan lele jantan
Induk lele yang
dipilih harus cukup umur. Lele lokal mulai dewasa saat berumur
6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100
g. Untuk lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g).
Artinya, pada umur ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain
itu, pilih induk yang memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk budidaya, induk lele hendaknya
berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan
kehidupan kolam.
2. Persiapan kolam pemijahan
Bagian dasar dan dinding kolam
sebaiknya dibuat permanen. Jika tidak memungkinkan, pemijahan danpemeliharaan
lele dapat dilakukan dikolam tanah atau kolam berdinding dengan dasar
tanah. Kemiringan tanah dasar kolam dibuat sekitar 5-10 derajat.
Kolam pemijahan terdiri dari dua
bagian utama, yaitu bagian dangkal (70%) dan kubangan (30%). Bagian kubangan
dibuat dibagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm. Kubangan ini berfungsi
sebagai tempat berlindungnya induk ketika kolam disurutkan.
Dalam pemijahan lele,
pada sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak
pemijahan perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x
40 x 30) cm sebagai sarang pemijahan.
Bagian atas kotak sarang diberi
lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Sementara itu, bagian
depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang juga perlu diberi ijuk dan kerikil
sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan.
Selain dari kotak kayu, sarang
pemijahan juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau
batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang harus berada dalam
kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang dengan mencucinya
menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas
dengan air bersih dan keringkan.
3. Pemijahan
Pemijahan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan alami ini ada
dua cara yaitu, Pemijahan berpasangan dan Pemijahan massal, namun dicatan ini
saya akan menginformasikan hanya pemijahan berpasangan saja.
Lele memijah
sepenjang tahun. Pemijahan paling banyak terjadi bersamaan dengan datangnya
musim penghujan, sepenjang musim hujan hingga peralihan musim kemarau.
Sepanjang hidupnya, induk lele budidaya mampu memijah hingga
15 kali. Induk lele yang dipelihara dengan baik akan bertelur
setiap 2-3 bulan sekali dan akan terus bertelur hingga berumur 5 tahun.
Selama 10 hari, terhitung dari sejak
induk dimasukkan ke kolam pemijahan, ketinggian air kolam yang dimasukkan hanya
sebatas permukaan kubangan (30-60Cm). pada hari ke 10-20, air kolam dinaikkan
sampai 10-15 cm (hingga menutup sarang peneluran), dan pemberian pakan
dihentikan.
Denagn perlakuan ini, dalam waktu 10
hari berikutnya induk akan memijah dan bertelur dalam sarang yang tersedia.
Lebih kurang 24 jam berikutnya, telur akan menetas, burayak bisa tetap berada
dalam pengasuhan induk atau dipelihara terpisah dalam kolam ipukan (kolam
pendederan).
Pemijahan berpasangan
Pemijahan secara berpasangan tidak
jauh berbeda dengan pemijahan alami. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran
kolam pemijahan yang dibutuhkan. Bak atau kolam pemijahan secara berpasangan
dapat dibuat dari semen atau teraso dengan ukuran 1m x 1 m atau 1m x 2 m.
Sebagai tempat memijah, kolam perlu dilengkapi sarang pemijahan pada bagian
dalamnya.
Setelah kolam pemijahan siap,
tebarkan sepasang induk dalam bak yang telah diisi air setinggi sekitar 25 cm.
Kondisi air sebaiknya mengalir dan penebaran sebaiknya dilakukan pada pukul
14.00-16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari dan berikan pakan secara intensif.
Memasuki hari 10 hari, sepasang induk ini biasanya telah berpijah, bertelur,
dan menetaskan telurnya dalam waktu 24 jam. Telur-telur yang baik adalah yang
berwarna kuning cerah.
Anak-anak lele yang telah menetas
dan masih kecil (stadium larva) dapat diberi pakan alami beruapa kutu air atau
jentik-jentik nyamuk. Setelah ukurannya bertambah besar. Anak lele dapat
diberi cacing dan kuning telur rebus.
4. Penetasan
Penetasan telur dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
- Ditetaskan
dikolam ipukan/pendederan
- Dibiarkan
menetas secara alami disarang yang terdapat pada kolam pemijahan.
Cara 1
Terdapat langkah-langkah yang
ditempuh jika telur dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan), yaitu:
- Segera
keluarkan telur begitu pemijahan selesai.
- Pelihara
secara intensif telur-telur tersebut dalam kolam ipukan (kolam
pendederan).
- Pertumbuhan
larva membutuhkan suhu air kolam antara 26-30°C.
Cara 2
Jika dibiarkan berada dalam asuhan
induknya, biarkan telur menetas dan pemisahan burayak dengan induk dilakukan
secara bertahap.
Adapun pemisahan induk dan burayak
dilakukan dengan tahapan berikut.
- Saat
benih berumur seminggu, segera pisahkan induk betina dari kolam dan
biarkan pejantan tinggal di kolam menjaga anak-anaknya.
- Setelah
berumur 2 minggu, pisahkan anakan dari induk jantan. Selanjutnya,
keluarkan anakan lele dari sarang dan pindahkan ke kolam ipukan
(pendederan).
Untuk mengumpulkan burayak, terlebih
dahulu air kolam disurutkan hingga sebatas kubangan. Selanjutnya, benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran dan burayak lele yang sudah
dipindahkan ke kolam pendederan dapat dipelihara secara intensif.
C. Pembesaran Benih
Setelah menetas, benih hasil
pemijahan perlu mendapat perhatian ekstra dan pemeliharaan intensif.
Pemeliharaan intensif ini diharapkan mampu menekan angka kematian benih
dan membuat pertumbuhan benih menjadi lebih pesat.
Pemberian pakan
- Pada
hari ke-1 sampai ke 3, benih lele tidak perlu diberi pakan tambahan karena
masih memiliki kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
- Hari
ke-4 hingga akhir minggu ke-2, benih diberi zooplankton, yaitu daphnia dan
artemia yang mengandung protein 60%. Dosisnya 70% kali biomassa setiap
hari. Dua jenis pakan alami ini diberikan 4 kali sehari. Pakan ditebar di
sekitar tempat pemasukan air (inlet).
- Kira-kira
2-3 hari menjelang pemberian pakan zooolankton berakhir, benih lele
sedikit demi sedikit dikenalkan dengan pakan berbentuk tepung yang
mengandung protein 50%. Pakan tepung tersebut dapat berupa campuran kuning
telur, tepung udang, serta sedikit bubur nestum. Untuk membiasakan pada
pakan baru tersebut, pakan bentuk tepung diberikan sekitar 10-15 menit
sebelum pemberian zooplankton.
- Minggu
ketiga, pakan tepung diberikan sebanyak 43% kali biomassa setiap hari.
- Minggu
keempat, pakan tepung diberikan sebanyak 32% kali biomassa setiap hari.
- Minggu
kelima, pakan tepung dberikan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
- Minggu
keenam, benih diberi pakan berupa pellet apung.
Pendederan dan pembesaran
Pemeliharaan benih lele dilakukan
di kolam ipukan (pendederan) dengan melalui tiga tahapan pendederan, yaitu
pendederan 1, 2, 3.
kolam pendederan 1 digunakan untuk
merawat benih hingga ukurannya mencapai sekitar 1-3 cm. kepadatan kolam
pendederan untuk benih seukuran ini antara 60-100 ekor/m².
Selanjutnya, benih ukuran 3 cm ini
dipelihara lebih lanjut pada kolam ipukan 2 hingga usianya mencapai 21-30 hari
dan panjangnya sekitar 5-6 cm. Benih seukuran ini dapat dipelihara kembali
dalam kolam ipukan 3 atau bisa juga dijual sebagai benih.
Selepas dipelihara dalam kolam
ipukan (kolam pendederan) 3 hingga umurnya menginjak 35-45 hari, panjang badan lele telah
mencapai 10-15 cm. Benih seukuran ini akan cepat besar apabila dipelihara dalam
kolam pembesaran.
Walaupun panduan cara ternak
dan budidaya ikan lele ini sangat singkat, tapi bagi anda yang mau
memulai ternak atau budidaya lele, info panduan di atas tadi semoga jadi nilai
tambah bagi anda dan semoga menjadi informasi yang bermanfaat, namun bagi anda
yang ingin mendapatkan info yang lebih lengkap silahkan baca saja bukunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar